Dua Belas Konsep Kepemimpinan (5)

Konsep Menghindari Kesempitan Wawasan 
Didalam era informasi yang sangat canggih ini, tanpa disadari terkadang sebagai profesional kita gagal dalam memanfaatkan informasi-informasi karena kesalahan kita sendiri. Kita sering kali membatasi dan menutup diri dan masukan informasi.
Kisah pada zaman daratan cina dikuasai oleh wangsa Boan Ciu dari Mongolia, sekitar abad 11 - 12 Masehi. Pada waktu itu, ada suatu alat hiburan penguasa, dalam hal ini kaisar, sangat tidak mausiawi untuk ukuran zaman sekarang. Ketika itu yang digunakan sebagai alat hiburan adalah manusia. Caranya ? Mengubah bentuk fisik alami manusia sesuai dengan bentuk fisik yang diinginkan oleh kaisar tersebut.

Sebagaimana yang terjadi pada zaman itu, perbudakan merupakan hal yang sangat lumrah. Budak tidak mempunyai hak pribadi, demikian pula keturunannya. Ratusan bayi yang lahir dari budak-budak tersebut oleh ahli-ahli " arsitek hiburan" sejak kecil di masukkan kedalam guci sesuai bentuk yang diinginkan, misanya badan kecil, dan sebagainya. Pada dasarnya, guci tersebut berfungsi sebagai "alat cetak" tubuh manusia.
Kumpulann guci berisi anak-anak tersebut di simpan di suatu ruangan tertentu dan anak-anak tersebut di beri makan secara teratur dan dijaga kesehatannya.Sesuai keperluan, pada usia lebih kurang 10 - 12 tahun, guci-guci yang sudah tentu mengalami penyesuaian dari waktu ke waktu tersebut di pecah. Maka muncullah makhluk-makhluk yang " lucu-lucu dan mengerikan " yang jumlahnya ratusan, untuk hiburan pada waktu-waktu tertentu,terutama pada waktu ada tamu kenegaraan.
Bayangkan bagaimana makhluk-makhluk tersebut dari hari ke hari hanya di penuhi kebutuhan fisiknya, namun kebutuhan jiwa dan pikirannya diabaikan. Jadi muncullah invidu-individu yang aneh dan dinikmati oleh manusia-manusia yang normal sebagai hiburan.
Terlepas benar atau tidaknya kisah tersebut , tetapi esensinya adalah pesan. Apa relevansi kejadian di atas dengan kehidupan kita ? Jika kita membaasi diri sendiri dalam belajar, secara abstrak,sebenarnya tidak lebih dari bayi dalam gici teersebut.
Pemimpin-pemimpin besar adalah pemimpin yang mengtahui bahwa ada guci-guci dalam kehidupan, tetapi guci-guci itu harus berukuran besar sehingga tidak mengungkungnya, dan setiap saat ia dapat keluar dari guci dan masuk ke guci lain. Seorang pemimpin perusahaan yang berhasi keluar dari guci adalah invidu yang ketika pensiun dari jabatan tersebut dapat mempunyai karier yang berbeda dengan karier sebelumnya dan karier tersebut tidak kalah terhormat. Mereka yang menjadi guci bisanya setelah pensiun tidak lagi mampu mengembangkan dirinya di kalangan selain kalangan sebelumnya. Akibatnya,jika kalangan tersebut sempit, yang bersangkutan mati langkah dan frustasi terkena penyakit yang bahkan dalam mkamus bahasa inggris pun sulit di temukan , post power syndrome.

pustaka :Dr. Djokosantoso Moeljono ,2003, Beyond Leadership,Elex Media Komputindo

No comments:

Post a Comment